Monday, June 30, 2014

e-Blusukan

Blusukan berasal dari bahasa Jawa. Bahasa Jawa jauh lebih kaya daripada bahasa Indonesia, kosa kata bahasa Jawa jauh lebih banyak. Misalnya, kata “blusukan” ini tidak ada padanan kata yang persis sama di Bahasa Indonesia. Blusukan berasal dari bahasa Jawa “blusuk”. Kata ini bisa memiliki beberapa arti tergantung awalan dan akhirannya. Misalnya :

  • Blusukan artinya sengaja masuk ke suatu daerah yang becek sampai kaki terperosok kesana-kemari. Biasanya orang blusukan karena mencari sesuatu di suatu tempat yang tidak umum dilalui orang.
  • Keblusuk artinya sama dengan terperosok di tempat yang becek dengan tidak sengaja

Kata ini menjadi sangat populer karena digunakan berbagai media ketika memberitakan aktivitas Jokowi (mantan Walikota Solo dan mantan Gubernur DKI yang sekarang menjadi salah satu Capres Indonesia di PEMILU 2014) ketika melakukan kunjungan dadakan ke berbagai tempat yang sebelumnya tidak umum didatangi oleh pejabat seperti Walikota atau Gubernur.

Blusukan telah menjadikan Jokowi media darling, dan pemberitaan tentang Jokowi blusukan ketika menjabat sebagai Gubernur DKI ada di berbagai media setiap hari. Rupanya kebanyakan lapisan masyarakat senang karena melihat pemimpinnya langsung terjun ke medan-medan yang tidak nyaman. Misalnya langsung meninjau lokasi banjir. Jika para pejabat lain masuk ke lokasi banjir menggunakan kendaraan khusus, maka Jokowi bisa ke lokasi banjir menggunakan gerobak dorong. Sama dengan orang-orang lain.

Blusukan kini seolah menjadi tren, pencarian kata “walikota blusukan”, “gubernur blusukan”, “pejabat blusukan”, “presiden blusukan” membuahkan ratusan ribu sampai jutaan judul berita di mesin pencari.

Gaya blusukan Jokowi terbukti efektif meningkatkan komunikasi pejabat pemerintah dengan warga. Dalam waktu yang sama juga meningkatkan profil pejabat tersebut di mata masyarakat.

Keuntungan Blusukan

Dari hasil pengamatan saya, berikut ini adalah beberapa keuntungan dari blusukan gaya Jokowi :

  1. Mendapatkan laporan yang akurat, dan bukan laporan yang ABS (Asal Bapak Senang). Blusukan memungkinkan interaksi langsung dengan masyarakat, dan juga pengamatan langsung di tempat kejadian. Blusukan memungkinkan seorang pemimpin melihat langsung bagaimana kehidupan masyarakat di kampung, kegiatan di sawah, kesibukan nelayan dan sebagainya. Dengan blusukan penderitaan masyarakat bisa langsung dirasakan. Tidak ada lagi yang bisa disembunyikan dan laporan-laporan ABS juga bisa dihindari.
  2. Meningkatkan kinerja jajaran. Blusukan gaya Jokowi selalu dilakukan secara mendadak, sehingga setiap pejabat di bawahnya harus selalu siap setiap saat, dan harus bisa menunjukkan kinerja terbaiknya. Setiap pejabat juga harus mengetahui lebih detail daripada apa yang diketahui Jokowi, dan harus siap menjawab setiap pertanyaan yang timbul akibat blusukan itu.
  3. Memastikan setiap program pemerintah berjalan tepat sasaran dan dijalankan sesuai rencana. Tidak ada lagi yang bisa disembunyikan. Setiap program pemerintah tidak lagi sekedar hanya menghabiskan dana, tetapi harus menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Jika ada program yang terhambat, maka Jokowi akan langsung mengetahui akar permasalahannya, dengan cara menanyakan langsung pada setiap pihak yang terkait pada saat blusukan tersebut. Dengan adanya interaksi masyarakat langsung, maka Jokowi juga akan bisa memperbaiki program-program yang ada menjadi lebih baik di tahun-tahun mendatang.
  4. Meningkatkan partisipasi publik. Publik bisa berinteraksi langsung dengan Jokowi, dan memberi usulan-usulan yang kemudian ditampung dan dipelajari. Semua usulan bisa digunakan sebagai basis pengambilan keputusan untuk meningkatkan program-program pemerintahan.
  5. Meningkatkan citra pemerintahan. Pemerintah yang bisa berinteraksi dengan baik dengan masyarakat, akan memiliki citra yang sangat positif dan dicintai oleh masyarakatnya. Masyarakat secara langsung akan melihat bahwa pemimpinnya adalah manusia biasa seperti mereka juga, dan memang benar-benar bekerja keras memajukan daerahnya.

Supaya efektif, maka blusukan tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Harus dilakukan dengan sepenuh hati, dan dengan niat membantu masyarakat. Interaksi juga harus dilakukan secara natural, dan tidak menakutkan bagi masyarakat yang dikunjungi, sehingga mereka akan memberikan masukan-masukan yang jujur dan membangun.

Seorang walikota atau gubernur masih bisa melakukan blusukan spontan ke setiap pelosok wilayahnya. Namun, hal yang serupa mungkin tidak bisa dilakukan oleh seorang presiden. Presiden dibatasi oleh aturan protokoler sehingga tidak mungkin melakukan kunjungan spontan tanpa persiapan keamanan yang matang, seminggu sebelum dan seminggu setelah kunjungan. Indonesia sendiri terdiri dari 34 provinsi dan 511 Kabupaten/Kota , maka menentukan wilayah mana yang akan diblusuki sudah merupakan permasalahan tersendiri.

Namun sebenarnya, dibantu dengan teknologi informasi, maka Presiden tetap bisa melakukan blusukan dengan cara menentukan prioritas, dan hanya memblusuki daerah yang terpilih saja. Di luar itu maka kegiatan monitoring dan mendapatkan masukan masyarakat masih tetap bisa dilakukan dari belakang meja atau perangkat genggam.

Untuk memungkinkan hal ini dilakukan, maka dibutuhkan solusi E-Blusukan !

E-Blusukan

image

Solusi E-Blusukan bukanlah pengganti dari kegiatan blusukan yang sebenarnya. Kegiatan blusukan harus tetap dilakukan, namun frekuensinya akan jauh berkurang, dan blusukan tidak akan mengganggu prioritas presiden yang lainnya.

Sistem E-Blusukan terdiri dari beberapa modul yang terintegrasi :

  • Manajemen Identitas. Ini adalah sistem manajemen password tunggal yang bisa menghubungkan seluruh user id dan password user ke pemakai yang sebenarnya. Sistem ini merupakan hal paling mendasar yang harus dimiliki oleh setiap sistem elektronik. Dengan Manajemen Identitas, maka seorang pemakai bisa memiliki banyak user id dan password, namun sistem akan mengenali bahwa pemakai sebenarnya hanyalah satu orang tertentu.
  • Email untuk semua. Email merupakan cara berkomunikasi paling dasar di dalam suatu sistem elektronik. Pada umumnya email juga dipergunakan sebagai identitas seperti KTP, tapi di dalam dunia maya. Sistem E-Blusukan harus mampu terhubung ke seluruh rakyat Indonesia melalui email. Oleh karena itu :
    • Seluruh rakyat Indonesia yang memiliki KTP wajib memiliki identitas email. Untuk memiliki email tidak diperlukan biaya sama sekali, semua email gratis milik pribadi bisa dipakai, sepanjang email ini terdaftar ke manajemen identitas dan pemiliknya sudah terverifikasi, maka email ini bisa dipergunakan untuk berinteraksi dengan pemerintah melalui sistem E-Blusukan.
    • Email resmi bagi seluruh pejabat pemerintah. Email ini wajib dipergunakan untuk seluruh komunikasi resmi pemerintah. Email resmi ini harus terdaftar juga di manajemen identitas, sehingga pegawai bisa melakukan sekali login untuk mengakses semua layanan pemerintah, dan sistem akan bisa mencatat semua kegiatan yang dilakukan. Email yang terintegrasi ini akan mendorong transparansi dan mempermudah koordinasi. Email ini juga memastikan bahwa pegawai pemerintah hanya bisa mengakses informasi-informasi yang sesuai dengan hak aksesnya saja. Identitas email ini juga terhubung ke sistem “keberadaan”, sehingga aktivitas pegawai langsung bisa dimonitor, apakah pegawai ini login terus meninggalkan komputernya, atau sedang aktif bekerja di depan komputernya.
  • Unified Communication yang aman. Ini merupakan fasilitas komunikasi audio/video/chat satu ke satu, atau satu ke banyak orang (konferensi) melalui saluran yang aman dengan enkripsi. Untuk menjamin keamanan, dan mencegah penyadapan informasi oleh negara asing, maka kita bisa menggunakan algoritma enkripsi nasional (misalnya menggunakan algoritma dari LEMSANNEG). Unified Communication ini bisa digunakan untuk presiden bercakap-cakap langsung secara tatap muka jarak jauh dan aman dengan siapapun yang memiliki identitas email. Unified Communication ini sangat praktis karena tidak memerlukan peralatan khusus selain dari smartphone, tablet, atau PC dengan webcam di sisi depannya.
  • Dashboard eksekutif yang bisa menampilkan seluruh informasi kinerja secara real time. Dashboard menampilkan seluruh kegiatan pemerintah, informasi tren dari berbagai media sosial, kejadian-kejadian darurat (seperti banjir, tanah longsor, dsb) dan memvisualisasikannya melalui peta vektor, citra satelit, dan diagram-diagram grafis Business Intelligence yang bisa memprediksikan trend, mendeteksi anomali, dan bisa diakses dari berbagai perangkat.
  • Kemampuan mengamankan dokumen penting, melacak perubahan, mengetahui versi sebelum perubahan, dan mengetahui siapa yang melakukan perubahan. Sehingga presiden bisa mengetahui sejarah perubahan dokumen-dokumen penting yang berhubungan dengan kejanggalan tadi.
  • CRM (Customer Relationship Management). Sistem CRM ini dipergunakan untuk mengatur hubungan dengan warga negara dan elit politik. Sistem ini akan memberi kemampuan melihat 360* semua masukan/keluhan dari masyarakat dan elit politik. Sistem ini akan memaksakan terlaksananya transparansi di pemerintahan, dan bisa dipergunakan untuk meningkatkan kualitas layanan publik. Jika dilakukan secara optimal, maka sistem ini akan meminimalkan frekuensi blusukan sampai ke daerah.
    • Sistem mendapat berbagai masukan dari semua saluran komunikasi seperti SMS, Email, Fax, Telpon, atau melalui laporan-laporan yang disampaikan melalui ketua RT/RW, atau kepala desa/Walikota/Bupati/Gubernur, dsb.
    • Sistem akan memberikan detail (seperti nama, pekerjaan, masalah yang tengah dihadapi, sejarah percakapan sebelumnya, dan lain-lain) yang sangat diperlukan ketika presiden mencoba berinteraksi dengan orang yang belum begitu dikenalnya
  • Digital Media Analytic yang mampu menganalisa semua bentuk informasi digital (media sosial dan sebagainya) menggunakan Natural Language Processing dan Machine Learning untuk mengetahui konteks pesan-pesan berbahasa Indonesia. Kemampuan ini dipergunakan untuk menemukan tren-tren yang ada di media sosial, dan semua pelaporan dari masyarakat. Dengan kemampuan ini, maka presiden bisa mendapatkan ringkasan laporan dalam bentuk yang mudah dibaca.
  • Kalender digital untuk penjadwalan online, diperlukan untuk mengatur jadwal-jadwal blusukan dan mempermudah koordinasi. Sistem ini akan sangat mempermudah Setneg dan Paspampres untuk menjadwalkan blusukan presiden dan berkoordinasi dengan semua pihak di lapangan, sehingga persiapan untuk blusukan bisa dilakukan dengan lebih cepat. Sistem akan memberikan informasi lengkap supaya blusukan bisa diprioritaskan dan jadwal lain bisa digeser dengan rapi. Selain itu sistem kalender digital ini juga bisa memberikan data lengkap mengenai semua jadwal kegiatan yang terjadi, sehingga bisa memberikan laporan mengenai kinerja aparat di lapangan.
  • Integrasi dengan Media Sosial, sehingga setiap kegiatan pemerintah (termasuk blusukan) diketahui oleh masyarakat, dan masyarakat bisa memberikan tanggapannya langsung. Tren di media sosial ini nantinya akan dianalisa oleh Digital Media Analytic (di poin sebelumnya).
  • Tata Naskah Dinas Elektronik, sistem ini akan mempercepat birokrasi menggunakan teknologi secara quick win. Jika sebelumnya suatu pekerjaan harus melalui 10 meja (ini contoh saja), maka dengan menggunakan sistem ini maka pekerjaan tersebut akan melalui 10 orang. Meja tidak lagi diperlukan, karena digantikan oleh form-form elektronik yang bisa diolah langsung melalui smartphone, tablet, atau PC. Sistem ini akan meningkatkan transparansi internal pemerintahan, dan para atasan (termasuk presiden) bisa langsung mendapatkan peringatan jika terjadi anomali (misal suatu pekerjaan ditinggal terlalu lama dsb)
  • Middleware untuk menghubungkan sistem E-Blusukan ke seluruh sistem pemerintahan yang sudah ada, meskipun sistem-sistem yang sudah ada itu saling tidak kompatibel. Middleware mampu menghubungkan semua data yang tersebar di mana-mana menjadi satu kesatuan, dan menjadi landasan untuk analisa data.
  • ERP (Enterprise Resource Planning). Sistem ini di pemerintahan bisa digunakan untuk mengatur semua resource (sumber daya manusia, sumber daya finansial, dsb), misalnya untuk manajemen pembiayaan, keuangan, pengadaan, sumber daya manusia, proyek, aset/inventory, pendapatan, dan perencanaan.

Bekerja dengan E-Blusukan

Dengan sistem E-Blusukan ini Presiden akan bisa memonitor semua indikator kinerja kunci (KPI/key performance indicator) yang ada. Beberapa hal di bawah ini bisa dilakukan melalui sistem E-Blusukan :

  • Keluhan masyarakat apa saja yang paling kritis dan mendesak pada saat ini ? (misalnya keluhan tentang kondisi jalan raya di kabupaten X yang selalu dalam kondisi rusak dan tidak pernah diperbaiki)
  • Semua detail tentang si pelapor
    • Siapa saja yang melaporkan hal ini ?
    • Dari mana asal pelapor ?
    • Informasi-informasi lain seperti jenis kelamin, latar belakang pendidikan, kasus apa saja yang pernah dilaporkan ? dsb
    • Apakah si pelapor bisa dihubungi untuk klarifikasi ? (bisa dihubungi menggunakan unified communication)
  • Semua detail tentang daerah kabupaten X
    • Kabupaten ini terletak di mana ?
    • Bagaimana informasi demografisnya ?
    • Selain adari masalah jalan tersebut, adakah masalah lain yang juga kritis di kabupaten ini ?
    • Apa saja hal bagus/jelek tentang pemerintahan di kabupaten tersebut ?
    • Adakah hal bagus yang relevan yang masyarakat perlu ketahui di kabupaten tersebut ?
  • Semua detail tentang jalan raya tersebut
    • Jalan itu terletak di lokasi mana ?
    • Adakah kondisi alam yang bisa mempengaruhi pembangunan jalan tersebut ?
    • Bagaimana kondisi jalan di lihat dari citra satelit ?
    • Bagaimana kondisi tanah di situ ?
    • Bagaimana kondisi cuaca di situ selama ini ?
    • Seperti apa kondisi jalan raya tersebut, adakan rekaman foto atau videnya ?
  • Semua detail tentang kontraktor jalan raya tersebut
    • Kapan tender pembangunan jalan tersebut dilakukan ?
    • Siapa saja yang ikut tender ?
    • Siapa pemenang tender ?
    • Siapa kontraktor sekarang ?
    • Bagaimana latar belakang kontraktor ini ?
    • Siapa saja yang ada di belakang kontraktor ini ?
    • Adakah berita-berita lain yang terkait dengan kontraktor ini ?
  • Semua detail tentang pemerintahan daerah yang terkait dengan kabupaten X
    • Siapa bupatinya ? Siapa gubernurnya ?
    • Apa latar belakang pendidikannya ?
    • Bagaimana perjalanan karirnya ?
    • Berita-berita apa saja yang terkait dengan bupati/gubernur ini ?
    • Bagaimana indikator kinerja di daerah ini (terkait dengan manajemen pembiayaan, keuangan, pengadaan, sumber daya manusia, proyek, aset/inventory, pendapatan, dan perencanaan).
  • Semua detail yang tersembunyi
    • Siapa/apa saja yang paling berpengaruh di dalam kasus ini ?
    • Bagaimana perkiraan tren di masa depan ?
    • Adakah keanehan-keanehan yang tersembunyi ?
    • Analisa bagaimana jika
  • Penentuan prioritas dan penjadwalan untuk blusukan yang sebenarnya
    • Kapan sebaiknya blusukan ini dilakukan ?
    • Wilayah mana yang akan ditinjau ?
    • Siapa saja yang akan ditemui ?
    • Masalah apa saja yang akan diklarifikasi ?
  • Memelihara hubungan dengan masyarakat, elit politik, dan media
    • Masyarakat bisa berhubungan dengan mudah melalui berbagai saluran yang ada, misalnya melalui media sosial, email, telpon, fax, chat yang diintegrasikan dengan fasilitas penanganan masalah dari CRM. Presiden akan mendapatkan ringkasan laporan
    • Komunikasi dan koordinasi dengan elit politik juga bisa dilakukan melalui CRM dan UC (Unified Communication). Di mana semua komunikasi melalui UC akan terenkripsi dan tidak bisa disadap oleh pihak asing
    • Komunikasi masyarakat, dan media bisa dilakukan melalui situs resmi pemerintahan
    • Sistem e-blusukan juga bisa memberikan informasi yang cukup detail supaya mudah diubah menjadi bahan press release untuk para wartawan yang bisa dibagikan ketika Presiden melakukan jumpa pers di lokasi
  • Pengubahan kebiasaan
    • Sistem e-blusukan ini akan sangat mempermudah pejabat manapun untuk mempersiapkan blusukan (kunjungan mendadak), sehingga setiap pejabat akan merasa nyaman sebelum tiba di lokasi, karena sudah tahu apa yang harus dilakukan dan tidak akan kehabisan bahan pembicaraan
  • Mudah digunakan, dimana saja, menggunakan perangkat pribadi
    • Sistem e-blusukan mendukung tablet, smartphone, dan laptop berbagai merek dan jenis sistem operasi, sehingga pengguna manapun tidak perlu menggunakan perangkat khusus untuk mengakses sistem ini
    • Namun sistem e-blusukan akan lebih optimal untuk dipergunakan dengan tablet yang mendukung layar sentuh dan stylus aktif, sehingga akan mudah dicoret-coret pada saat di lokasi blusukan